Home

Senin, 24 Januari 2011

Siapakah Yang Dijamin Masuk Surga?

0 komentar
Seperti yang kita ketahui bersama, orang-orang yang dijamin Allah untuk masuk ke dalam surga adalah orang-orang yang tho’at pada peraturan Allah dan Rasul-Nya yang tertuang dalam surat An-Nisa’ ayat 13. Diperkuat lagi oleh sabda Nabi bahwa puncak penentu seseorang itu BERHASIL atau TIDAK dalam rangka Tho’at pada Allah dan Rasul dinilai dari keadaan atau amalan terakhir orang tersebut di penghujung hayatnya. Itulah orang-orang yang mendapat Jaminan berhasil masuk surga dan selamat dari Neraka.

Nah, kita yang masih hidup ini, tidak ada satu hal pun yang menjamin kita untuk berhasil masuk surga selamat dari neraka. Karena apa? Karena kita masih hidup! Dan tidak akan ada yang menjamin bahwa masing-masing kita akan mati dalam keadaan Husnul Khotimah.

Sesuai dengan suatu hadits menerangkan bahwa, ada 4 model manusia yang diciptakan Allah di dunia.

Yang pertama : “Sebagian mereka (manusia) dilahirkan dalam keadaan Iman, hidup dalam keimanan, dan mati juga dalam keimanan”

Yang kedua : “Sebagian mereka (manusia) dilahirkan dalam keadaan kafir, hidup dalam kekafiran, dan mati dalam keimanan”

Yang ketiga : “Sebagian mereka (manusia) dilahirkan dalam keadaan Iman, hidup dalam keimanan, dan mati dalam kekafiran”

Yang keempat “Sebagian mereka (manusia) dilahirkan dalam keadaan kafir, hidup dalam kekafiran, dan mati juga dalam kekafiran”

Sayangnya, tidak ada satu orang pun yang tahu bahwa diri kita tergolong dalam model manusia yang mana.

Artinya, jangan mentang-mentang sudah ada dalam jama’ah, lalu kita berbangga hati. Justru malah harus sebaliknya, kita harus hati-hati menjaga hidayah yang sudah ada dalam diri kita. Karena, GOAL kita adalah sampai mati! Jika kita sembarangan menjaga hidayah ini, maka Allah bisa saja mencabut hidayah ini dari diri kita.

Coba bayangkan model manusia yang ketiga yang disebutkan di atas. Ada orang yang lahir dalam keadaan Iman (karena orang tuanya Iman), hidupnya dalam keimanan, dan mati dalam keadaan KAFIR… Nau’dzubillahi min dzalik

Wahai saudaraku semuanya, ini artinya adalah… yang bisa menetapkan hidayah ini dalam diri kita sampai mati hanya Allah. Berarti kita harus benar-benar minta pertolongan Allah. Tidak ada cara lain.

Kita yang masih hidup ini,masih dalam status “CALON”, tidak ada JAMINAN BERHASIL. Kita semua masih dalam proses penyaringan.

Diibaratkan seperti padi. Padi yang dikatakan berhasil sukses itu adalah padi yang menjadi nasi dan berhasil masuk ke dalam mulut kita. Jika kita urut proses padi itu adalah…

Ketika musim panen, maka padi dipanen dan ada yang tercecer tidak masuk ke karung. Di bawa ke penggilingan padi, juga ada padi yang tercecer. Dimasukkan kembali ke dalam karung, juga ada yang tercecer. Dibawa ke rumah, lalu dicuci untuk dimasak, juga ada yang tercecer. Setelah dimasak, ada yang nempel-nempel di priuk, dan akhirnya tidak berhasil sampai mulut. Bahkan ada yang sudah dipiring, juga tidak ikut masuk ke dalam mulut. Masya Alloh….Subhanalloh…

Sekarang coba lihat diri kita… kita ini masih dalam proses penyaringan. Alloh akan benar-benar melakukan proses itu sampai Alloh benar-benar yakin dengan orang-orang yang benar2 beriman, dan mana yang ragu-ragu. Mari kita sadarkan diri kita mulai dari sekarang. Ingatlah, keadaan disekitar kita semuanya ini adalah proses penyaringan terhadap keimanan kita. Contohnya :

* Remaja-remaja disaring melalui pergaulan antara laki-laki dan perempuan
* Adanya kecanggihan teknologi dan dampak negatifnya, itu juga merupakan saringan
* Masalah ekonomi dan keuangan, itu juga saringan terhadap orang2 Iman.
* Upadaya jelek dari orang-orang yang tidak beriman, itu juga saringan untuk orang-orang iman.
* Masalah kerukunan, kekompakan, dan silaturrahim, juga saringan untuk orang-orang iman.
* Dan banyak lagi.. dan banyak lagi….

Jangan sampai kita gagal dalam penyaringan ini hanya karena masalah-masalah sepele seperti :

* Masalah pelanggaran laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom
* Masalah kerukunan antara keluarga dan / atau Jama’ah
* Masalah keuangan
* Masalah pekerjaan
* Dan lain sebagainya.

Itu semua hanya masalah dunia. Dunia itu kecil, dan menipu. Oleh karena itu, janganlah sampai kita tertipu dengan kehidupan dunia. Ingatlah bahwa mati itu datangnya sewaktu-waktu. Dunia ini akan kita tinggalkan, PASTI!

Intinya, seperti gambaran padi tadi, GOAL kita adalah mati dalam keadaan disaksikan baik, amalannya baik, ibadahnya tertib, berarti mati dalam keadaan Husnul Khotimah.

Tidak ada yang bisa menolong kita kecuali Allah semata. Berhati-hatilah membawa hidayah.. berhati-hatilah…

Semoga kita semua mati dalam keadaan husnul khotimah… Amin…

0 komentar:

Posting Komentar